Tetap Waspada, Hari Ini Masih Ada Letusan Gunung Marapi

Jakarta, WARTASATU.ID – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kabar terbaru dari aktivitas Gunung Marapi yang terbentang di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, pada Rabu (6/12/2023) hingga pukul 06.00 WIB terpantau Gunung Marapi sudah meletus sebanyak 6 kali dengan hembusan sebanyak 18 kali.

Adapun, cuaca di wilayah Gunung Marapi terpantau mendung dengan asap kabut bertekanan lemah hingga sedang berwarna kelabu di atas puncak kawah Gunung Marapi.

Hingga saat ini, Gunung Marapi masih berstatus Level II atau Waspada.

“Kolom erupsi tidak teramati tertutup kabut,” tulis keterangan PVMBG terhadap Gunung Marapi, Rabu (6/12/2023).

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM Ahmad Basuki mengungkapkan masyarakat maupun pengunjung atau wisatawan dilarang untuk mendaki Gunung Marapi hingga radius 3 kilo meter (km) dari kawah atau puncak Gunung Marapi.

“Masyarakat di sekitar Gunung Api Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Api Marapi pada radius 3 km dari kawah/puncak,” ucapnya kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Rabu (6/12/2023).

 

Sebelumnya, Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengungkapkan fakta mengejutkan terkait Gunung Marapi di Sumatera Barat. Ternyata, gunung ini telah dikenakan status Level II atau Waspada dan radius 3 km Gunung Marapi sejak tahun 2011.

Dia mengungkapkan hal tersebut dilakukan lantaran gunung tersebut memiliki karakter yang cukup sulit untuk diprediksi.

Karena itu, pihaknya telah mengirimkan beberapa rekomendasi kepada para stakeholder sebagai langkah untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Sudah saya sampaikan dari 2011 tuh selalu ada beberapa kali erupsi dan statusnya dalam Level II,” kata dia dalam Konferensi Pers, Senin (4/12/2023).

Hendra mengaku pihaknya juga selama ini tidak mempunyai wewenang untuk melarang para pendaki mendekati gunung. Mengingat hal tersebut merupakan wewenang dari daerah.

“Dari daerah, wewenang di daerah. Mengenai larangan sudah kami sampaikan ya sifatnya kita berikan saran dan rekomendasi teknis agar menjadi pertimbangan,” kata dia.

Terkait hal itu, Hendra mengatakan, beberapa rekomendasi telah dikirimkan kepada para stakeholder sebagai langkah untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami hanya memberikan saran untuk dasar pertimbangan karena kita bukan instansi yang memberikan izin ya. Tapi kita bisa menjadi tempat konsultasi karena kita punya tugas memonitor sehingga rekomendasinya rekomendasi teknis dari kita,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menjabarkan, sejak erupsi pada hari Minggu (3/12/2023), tercatat erupsi beberapa kali terjadi hingga Senin (4/12/2023). Di mana tinggi kolom teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.

Wafid menjelaskan saat ini Gunung Marapi dalam status level dua atau waspada. Ia pun merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki Gunung Marapi pada radius 3 km dari kawah atau puncak.

“Saya kira teman teman dari PVMBG sudah memberikan rekomendasi itu di daerah dan sudah disampaikan ada beberapa hal terkait detail teknis letusan dari Marapi ini,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mencatat sebanyak 15 orang pendaki Gunung Marapi di Sumatera Barat belum diketahui nasibnya. Kemudian 49 orang berhasil dievakuasi dan selamat dari total 75 pendaki. Sementara sebanyak 11 pendaki diketahui meninggal dunia.

“Ini yang perlu dikonfirmasi dari relawan korban itu diduga yang terdampak parah itu pada jarak 1-1,5 km dari kawah dan sisanya 15 orang masih dalam pencarian, 49 orang sudah dievakuasi dan selamat,”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *