Purbalingga, wartasatu.id – Budayawan Purbalingga SBJ Utomo meminta manajemen RSUD dr Goetheng Taroenadibrata Purbalingga segera memperbaiki penulisan kalimat sesanti.
Kalimat sesanti yang terdapat di halaman dalam rumah sakit tersebut berbunyi, “Makarya Tan Ngenteni Prentah, Minangka Husada Bagasing Pengawak, Tumraping Hurip Sapada Pada”.
Dalam bahasa Indonesia, sesanti itu berarti, “bertindak tidak menunggu perintah untuk kesehatan, bagi kehidupan sepenggal-sepenggal”.
“Padahal, seharusnya sesanti itu berbunyi Makarya Tan Ngenteni Prentah, Minangka Husada Bagasing Pengawak, Tumraping Hurip Sapadha Padha,” kata SBJ Utomo, Selasa (20/6/2023).
“Harus ada penambahan huruf “h” pada penulisan kalimat sapada pada. Jadi penulisan yang benar adalah Tumraping Hurip Sapadha Padha,” imbuhnya
Ia menjelaskan, sapada pada itu artinya sepenggal-penggal. Beda artinya jika tertulis sapadha padha yang mengandung arti sesama.
“Bisa diartikan, jika menggunakan sapada pada, manajemen RSUD dr Goetheng Taroenadibrata Purbalingga dalam pelayanannya sepenggal-penggal, tidak tuntas,” katanya.
SBJ Utomo lantas meminta untuk menambahkan huruf “h” pada kalimat sapada pada.
Pihaknya menyakini bahwa sesanti itu merupakan doa. “Tentunya doa yang baik, agar seluruh pelayanan untuk kesehatan sesama itu harus tuntas,” tegasnya.
Sebagai informasi, tahun 2010 RSUD Purbalingga berganti nama menjadi RSUD dr Goetheng Taroenadibrata.
Hal ini untuk mengenang dokter pertama dari Purbalingga saat zaman Belanda.
Berdasarkan silsilahnya, Dokter Goetheng masih keturunan Arsantaka.